Hari selasa tanggal 27 desember 2022 merupakan hari yang membahagiakan bagi Institut Agama Islam Al-Qodiri Jember, khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa Arab. karena pada tanggal ini, kita Memperingati Hari Bahasa Arab Sedunia dengan menggelar Seminar Internasional Via Zoom Meeting. Tema Besar pada acara seminar ini adalah Kajian Balaghah Pada Al-Quran. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab beserta Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PBA mendatangkan pemateri dari Mesir yakni Prof. Dr. Muhammad Muhammad Imam Daud, beliau adalah seorang Ulama Mesir yang menjabat sebagai Direktur Pengajaran Al-Quran dan Guru Besar di Suez Canal University.
Acara seminar ini dibuka oleh Dosen PBA IAIQ Elok Rufaiqoh, M.Pd.I dengan penyajian Pemikiran Hasan Hanafi tentang konsep Hermeneutikanya. Pada sesi pertama ini, audiens sangat antusias. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir dan aktif dalam diskusi tanya jawab. Adapun jumlah peserta seminar ini mencapai angka 171 Peserta, ini merupakan pencapaian yang luar biasa karena melihat jumlah yang tidak sedikit dan dihadiri oleh mahasiswa dan dosen baik dari dalam maupun dari luar kampus IAIQ.
Setelah pemateri pertama selesai menyampaikan materi dan diskusi dengan para audien, giliran pemateri ke dua yaitu pemateri utama kegiatan seminar ini Prof. Dr. Muhammad Muhammad Imam Daud menyampaikan materi tentang Sastra Atau Balaghah Quran. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk menangkal pemahaman radikalis tekstualis yang saat ini merajalela.
Dibuka dengan menyampaikan ayat Quran yang didalamnya membutuhkan penafsiran dan takwil tentang ayat tersebut. Prof Daud (panggilan beliau) mengupas tuntas ayat tersebut mulai awal sebab turunnya ayat tersebut sampai pendapat-pendapat ulama’ tentang mentakwilan ayat tersebut. Hal ini sangat menggugah antusias audien untuk terus mengikuti kajian yang beliau samapikan. Terlihat diskusi yang hidup setelah dibuka waktu tanya jawab oleh moderator.
Salah satu audien menanyakan rahasia Tuhan dalam pemilihan kata tunjuk atau isim isyaroh dzalika dalam ayat ذلك الكتاب . beliau tanpa basa basi langsung tersenyum dan kelihatan senang dengan pertanyaan audien tersebut. Beliau menjawab bahwa kata dzalika tersebut bukan bermakna jauh makanah atau jauh tempatnya melainkan manziliyahnya. Meski dituliskan dengan kata dzalika bukan berarti musyar ilaihnya berada ditempat yang jauh.
Ada banyak pertanyaan dan diskusi yang terjadi pada acara seminar tersebut tapi penulis sengaja memilih salah satu pertanyaan dan diskusi yang lebih pantas dijadikan pelajaran, seperti pertanyaan kedua yang dilontarkan oleh salah satu audien tentang makna ayat ke 40 dari surat al-a’raf yang artinya; “sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan menyombongkan diri dengan ayat-ayat tersebut, maka tidak akan dibukakan baginya pintu-pintu langit dan mereka tidak akan bisa masuk surga sampai ada seekor onta dapat masuk ke dalam lubar jarum jahit….” dalam ayat tersebut terdapat kalimat “pintu-pintu langit” apakah yang dimaksud pintu langit tersebut? Apakah langit ada pintunya? Atau bagaimana?, dan mengapa pemilihan hewan dalam perumpamaan dalam ayat tersebut menggunakan Unta kok bukan hewan lainnya? (kira-kira begitu terjemahan pertanyaan audien)
Lagi-lagi Prof. Daud tersenyum menjawab pertanyaan audien tersbut. Beliau mejawab; yang dimaksud dengan pintu langit bukan berarti langit itu memiliki pintu melainkan adalah amal ibadahnya diterima oleh Allah, nah jika orang tersebut sombong dan mendustakan ayat Allah maka amal ibadahnya tidak akan diterima alias ditolak, begitu maksud dari majaz kata pintu langit. Sedangkan pemilihan hewan onta dalam ayat tersebut bisa kita lihat asbab dan lokasi turunnya ayat tersebut, kebetulah waktu turunnya ayat tersebut didaerah yang dimana hewan paling besar adalah unta pada saat itu, maka dipilihlah hewan tersebut sebagai contohnya. Sedangkan maksud dari ayat tersebut adalah kemustahilan terjadinya sesuatu. Jadi orang yang sombong dan mendustakan ayat Allah tidak akan pernah bisa surga atau mustahil bisa masuk surga. “begitu ulasan Prof. Daud selaku Ahli Lingusitik Bahasa Arab tersebut”.
Selain penyajian materi, dipenghujung kegiatan seminar tersebut Prodi PBA juga bernegosiasi untuk bisa menjalin kerjasama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi antara IAIQ dan Suez Canal University, pada sesi ini kedua belah pihak bersepakatan untuk bekerja sama dan bahakan dalam waktu dekat Prof Daud ingin sekali mengadakan pelatihan sasatra arab dengan Para Guru Bahasa Arab di Indonesia. Kemudian acara seminar ini ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin langsung oleh Prof. Daud. (er)