Al-Qodiri, Jember – Pesantren merupakan tempat ternyaman dan aman bagi pemuda pelajar islam. Bagaimana tidak?. Saat diluar sana tengah sibuk mengikuti berbagai konser yang tak banyak malah berujung pada kemaksiatan, pemuda yang tinggal di Pesantren atau yang kita sebut dengan istilah santri justru sibuk mengaji Al-Qur’an, mengaji Kitab dan berdzikir.
Tak terkecuali Pondok Pesantren Al-Qodiri yang dikenal dengan dzikir manaqibnya yang sangat masyhur, tentu saja bisa menjadi pesantren pilihan bagi orang tua untuk memondokkan anaknya. Pondok Pesantren Al-Qodiri merupakan Pondok Pesantren Khalafi atau campuran antara salaf dan modern. Dalam segi Pendidikan, Al-Qodiri memiliki banyak lembaga, mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi. Hampir semuanya ada di pondok Al-Qodiri, entah itu Madrasah Unggulan, Pendidikan karakter, Long life education , Leadership, Bilingual (arab dan inggris), Living cost, Boarding school, Fast track study , bahkan sempat menjadi tempat untuk Studi banding berbagai madrasah dan perguruan tinggi.
Tahun ajaran baru 2023 ini, Al-Qodiri dengan motonya “Assarofu Labinnasabi Walakin Bi Ta’abi” dipenuhi dengan wajah-wajah baru. Mahasiswa IAI Al-Qodiri selaku kampus berbasis Pesantren turut mengikuti rangkaian masa ta’aruf yang dikenal dengan istilah MA’ASSABRI yang dimulai dari hari Jumat, 14 Juli 2023. Dengan mengusung tema “Membangun Peradaban Baru dengan Pola Fikir, Dzikir dan Nyantri”.
Gus Dr. H Asmad Hanisy S.Pd.I, MM selaku Rektor IAI Al-Qodiri bertugas sebagai Pembina Apel Pembukaan Ma’assabri 2023. Beliau menyampaikan beberapa manfaat anak mondok, yakni; Orang tua tenang dalam mencari nafkah, anak terbiasa jama’ah 5 waktu, rutin membaca dan menghafal al-Qur’an, rajin puasa sunnah, terbebas dari pergaulan bebas, hidup mandiri, belajar adab-adab Islami, terampil, dan menjadi lebih dewasa.
“Alhamdulillah. santri termasuk orang pilihan. Biarkan orang tua menangis karena kepergianmu menuntut ilmu, suatu ketika buatlah mereka tertawa dan senang karena kesuksesanmu” Ucap sosok mulia yang dikenal dengan sebutan Gus Mad dalam nasihatnya. Beliaupun mengutip salah satu kalimat Imam Syafi’I dalam kitab Taklimul Muta’allim dan berkata “dalam Kitab Taklim Mutaalim karangan Imam Sarnuji, Imam Syafi’i mengatakan “Saudaraku, tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya yaitu kecerdasan, 2 semangat, sungguh-sungguh, berkecukupan, bersahabat (belajar) dengan ustadz (guru), dan membutuhkan waktu yang lama””. Dws