Al-Qodiri, Jember (04/07/2023) – Civitas Akademika Pascasarjana IAI AL-Qodiri gelar
Seminar Internasional yang dihadiri oleh Prof. Dr. KH. Abdul Halim Saehabar, Wakil Ketua MUI dan Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah Provinsi Jawa Timur dan Dr. Nahla Ibrahim Eljack dari University of Minnesota, United States (Turkey Branch) pada Selasa (4/7/2023) lalu. Seminar internasional dengan tema “Transformation of The Pesantren Distinction and Moderate Islam in Building World Civilization ini digelar di Aula IAI Al-Qodiri Jember.
Seminar ini diikuti oleh seluruh Mahasiswa Pascasarjana IAI Al-Qodiri Jember. Sekalipun banyak peserta yang dapat dibilang tidak muda lagi, tapi mereka tetap mengikuti seminar ini dengan penuh semangat. Sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren tentu telah mengalami dinamika dan perkembangan yang luar biasa. Dinamika dan perkembangan pesantren ini, sudah dikaji oleh berbagai pengamat dalam juga luar negeri, dengan demikian referensi pengetahuan perihal pesantren sampai sekarang terus mengalami perkembangan.
Bapak Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku moderator mengatakan “Dalam Aspek Budaya, Pesantren memiliki budaya yang sangat berbeda dengan lembaga-lembaga Pendidikan diluar pesantren”. “Tujuannya agar santri dapat memahami dan mengerti budaya kultur pesantren, budaya bangsa sendiri, budaya islam dan hanya di Pesantren lah kita diajarkan cara berbudaya sesuai dengan leluhur-leluhur kita, sesuai dengan budaya, sesuai ajaran bangsa dan islam’,
sambungnya.
“Civilization merupakan serial permainan video turn-based strategy yang diproduksi oleh Sid Meier. Dasar permainan mirip dalam setiap seri, seperti mengarahkan peradaban dari masa lalu sampai hari ini. Seri ini mendapatkan kepopuleran yang baik”, ujar Dr. H. Asmad Hanisy, S.Pd.I, MM selaku Rektor IAI Al-Qodiri Jember. Beliau juga menerangkan bahwa ada 4 transformasi dalam dunia pesantren, yakni; transformasi kepemimpinan, sistem pembelajaran, Kurikulum dan metode pengajaran.
Prof. Dr. KH. Abdul Halim Saehabar, Wakil Ketua MUI dan Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah Provinsi Jawa Timur mengatakan bahwa suatu lembaga atau institusi dianggap pesantren bila memiliki 5 elemen, diantaranya; kiai, santri, mushola, pengajian kitab kuning atau Dirosah Islamiyah, dan asrama dan yang paling penting adalah kiai karena kiai adalah pengasuh pesantren juga selaku pemilik pesantren, dengan demikian keahlian kiai menjadi kurikulum pesantren, kepribadian kiai menjadi karakter pesantren.
Di berbagai pesantren tentu saja akan menghasilkan wisudawan-wisudawan yang ahli dalam fikih, hadits bahkan hafidz qur’an. Oleh karena itu, semua santri tidak boleh minder dalam hal Pendidikan, sebab Pendidikan Agama Islam menjadi Prioritas di tahun 2023. Pada UUD 20 tahun 2023 PAI menjadi mata kuliah yang dipriotitaskan. Peluang untuk pengembangan sangat terbuka sekaligus peluang pengabdiannya juga terbuka, kalau dalam kalangan atas maka S2 itu sudah masuk di status professional.
“Di Jawatimur ada 27 ma’had aly. 19 ma’had aly yang dibiayai program beasiswa dan seleksinya akan dilaksanakan jum’at, 14 Juli besok. Hal ini dilaksakan oleh pemprof untuk mempercepat ketersediaan SDM Pesantren yang benar-benar berkualitas dalam bidang keilmuannya”, ujar sosok mulia yang dikenal dengan panggilan prof Halim ini. Dws
